Kadang kau tak bisa mencari
sedikit senyum untukmu sendiri dari orang lain, kadang kau memang harus
mengalah dan bergerak pelan untuk mundur agar tak ada yang menyadari. Memikirkan
walau cuma bahagia itu sedikit untuk kita, tapi sebenarnya rasa sakit bagi
orang lain, tidak sesederhana itu. Sekarang kita hanya bisa dikalahkan olah
rasa bahagia hati disisi kita yang lain, bahagianya tidak terasa sekarang,
bahkan mungkin dengan sedikit asinnya tangis pergi demi mereka.
Namun dulu egois mungkin pernah
membutakan, kita memang sudah mundur tapi tak cukup jauh untuk tak terlihat
olehnya, sehingga akhirnya satu orang lain yang memandang jengkel dengan kita. Salah
kah kita karena memenangkannya??.
Dan sekarang mereka bicara siapa
yang lebih banyak terluka, agar bisa memojokkan yang lainnya dan membuat dia
berlutut mengemis maaf. Siapa yang mendendam ??
Namun sekarang sedikit sadar apa
yang harus dilakukan apabila nantinya terjadi lagi. Dan memang menang kadang
bukan segalanya baik. Walalu bahagia itu sama sekali tidak kita dapat, namun
bisa ku rasakan rasa bahagia aneh yang bisa ku pandangi setiap malamnya. Kau hanya
perlu tau harus di mana berdiri saat itu terjadi.
Mengingatnya sekarang saja luar
biasa maless, tau bahwa mereka membencimu karena bahagia yang kau dapat, bahkan
sebenarnya bahagia yang ku dapat begitu sulit, disetiap harinya. Begitu banyak
luka, sampai tangan ini gemetar menahan tangis. Setiap malam menunggu, entah
kapan akan ada lagi di sisi ini. Karena sisinya yang tak bisa ku jangkau. Sungguh
jauh. Dan tak ku sangka hal yang ku kira pengorbanan, sungguh tak berarti saat
ku lihat nama orang lain itu masih ada, semua lelah semua peluh itu terasa
hilang, terasa lega. Aku menangis bagai bayi yang tak bisa bicara dan marah
seperti orang hipertensi. Kadang timbul tanya, apakah bahagia ku belum pantas
ku dapat, apakah Yang Kuasa belum memberinya padaku, walau tau suatu saat nanti
pasti.
Ternyata ini yang ku dapat
setelah menunggumu dalam sendiri, membunuh orang lain yang mendekat, apakah
waktu ku belum cukup.. apa yang ku
lakukan bukanlah sebuah bahagia bagi orang lain didekat. Tetap saja dia yang
ada.
Kita tak perlu 1000 orang untuk
mengubah kita dan membuat kita bahagia, kita hanya perlu 1 orang yang tepat. Yang
membuat kita menangis, yang membuat kita berlari lebih cepat, yang membuat kita
kembali, yang membuat kita bahagia. Dan dulu kurasa kaulah orangnya.
Sekarang itu berakhir dengan
sendirinya, memang belum sanggup menerima jalan ini, masih terlalu prematur. Seorang
Putri kadang tak selalu dalam cerita menerima seorang yang begitu biasa.
Harapannya yaa,, mudahan ga
terjadi lagi,,
Tidak ada komentar:
Posting Komentar